Di bawah ini adalah sinopsis singkat film-film yang masuk dalam kategori favorite saya, mungkin bisa dijadikan sebagai referensi buat anda untuk pantas anda tonton dan anda gali nilai – nilai yang ada di dalamnya;
Heinrich Harrer (Brad Pitt) adalah seorang pendaki gunung simpatisan Nazi berkebangsaan Austria. Tahun 1939, ia mendaki puncak Nanga Parbat di gunung Himalaya. Dalam perjalanan tersebut, ia tak hanya menemukan medan yang berat, melainkan juga menghadapi tentara Inggris—yang menjadikannya tahanan perang.
Harrer kemudian berhasil melarikan diri dan menjalani petualangan lain selama dua tahun di sepanjang pegunungan Himalaya hingga akhirnya terdampar di kota Lhasa. Di sini, ia bertemu seorang anak yang kelak menjadi Dalai Lama. Tujuh tahun tinggal di Lhasa dan berteman dengan pemimpin spiritual itu
mengubah kepribadian Harrer yang semula sangat egois.
2. THE LAST KING OF SCOTLAND, Fakta dan Fiksi
The Last King of Scotland menampilkan kisah dimana seorang pemimpin yang pada awalnya begitu popular dan dicintai warganya, kemudian dikenal sebagai diktator paling kejam di Afrika pada tahun 1970an. Film ini adalah gabungan kisah nyata campur kisah fiksi. Film ini diangkat dari novel berjudul sama karya Giles Foden. Berkisah tentang petualangan Nicholas Garrigan (James McAvoy). Tokoh Nicholas Garrigan adalah fiksi, namun sosok dr Garrigan ini disadur dari pengalaman nyata dari Bob Astles, seorang perwira Inggris yang sempat membantu pesaing Idi Amin, Milton Obote, dalam perebutan kekuasaan. Astles sendiri dikenal sebagai 'The White Rat' dan Amin memberinya gelar 'Major Bob'.
3. Innocent Voices
Kisah nyata tentan g anak-anak El Salvador yang terjebak dalam perang saudara. Innocent Voices dengan subtil mampu menyuguhkan potret konsep mengerikan tentang "tentara anak-anak" di negeri itu. Film ini berkisah tentang kehidupan Chava (Carlos Padilla), pemimpin "geng" anak-anak yang terdiri dari Chele (Adrian Alonso), Fito (Jorge Angel Toriello), dan Marcos (Andrez Marquez). Mereka bersekolah di SD yang sama di sebuah desa di El Salvador. Desa mereka, yang terdiri dari rumah-rumah kumuh berdinding papan, merupakan daerah pertempuran antara dua faksi yang bertikai di El Salvador ketika itu. Pada tahun-tahun itu, tentara pemerintah dukungan Amerika tengah berperang melawan gerilyawan FMLN. Film berdurasi 110 menit ini, sebelum diputar di bioskop komersial, adalah fim festival yang banyak meraih penghargaan. Innocent Voices berhasil menang, antara lain, di Berlin International Film Festival 2005 (kategori Best Feature Film) dan Seattle International Film Festival 2005 (kategori Best Film). Sutradara Luis Mandoki, yang sebelumnya menyutradarai When a Man Loves a Woman (1994) dan Message in a Bottle (1999), memang berusaha memvisualkan kekerasan di El Salvador itu apa adanya, jauh dari kesan sentimentil. Bertump u pada realisme yang kental. Film yang diangkat dari kisah nyata Oscar Torres, sang penulis skenario ini berhasil memenangkan beberapa penghargaan dan nominasi penghargaan festival film internasional, diantara adalah Carlos Padilla sebagai Aktor Terbaik San Diego Film Festival 2005.4. BABEL
Setelah sukses lewat Amores Perros dan 21 Grams, sutradara Alejandro Gonzales Inarritu kembali lewat film berjudul Babel. Kali ini Inarritu memasang Brad Pitt dan Cate Blanchett sebagai bintang utama. Alur cerita dimulai melalui padang pasir Negeri Maroko, dimana Abdullah membeli sebuah senapan untuk mengawal kawanan ternak. Senapan tersebut diberikan kepada kedua anaknya yang bernama Yossef (Boubker Ait El Caid) dan Ahmed (Said Tarchani). Dengan polos, Yossef
dan Ahmed mulai saling menunjukan kebolehan mereka menembak senapan. Target berikutnya bukanlah lagi batu, namun dari atas bukit tinggi
Ahmed mengarahkan senapan kepada sebuah bis yang sedang lewat.
Di Amerika, seorang penjaga anak keturunan meksiko bernama Amelia (Adriana Barzza) menjaga dua anak kecil yang ditinggal oleh kedua orang tuanya yang sedang berlibur. Telpon berdering untuk Amelia, yang menyampaikan kabar bahwa sang orang tua
tidak bisa pulang secepatnya karena terjadi insiden. Amelia pusing bukan kepalang, karena anaknya akan melakukan pernikahan pada esok hari. Amelia nekat membawa kedua anak tersebut menuju Meksiko dengan menumpang keponakannya yang bernama Santiago (Gael Garcial Bernal).
Masih di Maroko sepasang turis asal Amerika yang bernama Richard (Brad Pitt) dan Susan (Cate Blanchett) sedang memanfaatkan waktu mereka untuk hiburan. Namun hubungan mereka tidak ceria seperti pasangan turis lainnya.
Richard berusaha meyakinkan Susan atas perbuatannya di masa lampau yang sampai detik ini tidak bisa dimaafkan oleh Susan.
Di Jepang seorang gadis cantik bernama Chieko (Rinko Kikuchi) sedang bertanding volley. Sang ayah, Yasujhiro (Koji Yakusho) hanya menatap pasrah ketika Chieko mengacungkan jari tengah ke arah wasit. Yasujiro sangatlah hati-hati untuk menghadapi Chieko yang sensitif saat pulang menuju rumah. Maklum saja, walaupun cantik, Cheiko merupakan gadis tuli.
Empat cerita yang berbeda tersebut disuguhkan oleh sutradara Inarritu menjadi cerita yang menyentuh sekaligus terkesan sangat dramatis kepada penonton. Empat cerita yang berbeda dengan tokoh-tokoh dalam film yang tak saling kenal pada akhirnya saling berhubungan satu dengan yang lainnya menjadi andalan Inarritu.
Brad Pitt serta Cate Blanchett terlihat cukup apik dalam memerankan Richard dan Susan. Namun, akting memukau justru telrihat dari Rinko Kikuchi dalam memerankan tokoh Chieko yang tuli. Totalitas dalam memerankan karakter juga terlihat pada aktor Mustapha Rachidi yang berperan sebagai Abdullah dan tentunya juga kepada aktor muda Boubker Ait El Caid yang berperan sebagai Yossef dan Said Tarchani yang memerankan Ahmed.
5. LONG ROAD TO HEAVEN
LONG ROAD TO HEAVEN Film ini tentang orang-orang yang mencari kedamaian dan surga dalam kehidupan di bumi ini maupun setelah kematian. Dalam pencariannya, kadang orang harus melalui pengalaman terburuk. Menggunakan tragedy Bom Bali Oktober 2002 sebagai setting, film ini bercerita dari berbagai sudut pandangHannah Catrelle (Mirrah Foulkes), warga Amerika yang tinggal di Bali ketika bom meledak. Di tengah-tengah kekacauan itu ia bertemu dengan Haji Ismail (Joshua Pandelaki), lelaki muslim di Bali. Melalui pertemuan ini, Hannah belajar tentang Islam yang sesungguhnya dan belajar bagaimana prasangka bisa berujung pada pemahaman yang salah
Sementara, Liz Thompson (Raelee Hill), wartawan Australia yang datang ke Bali 7 bulan setelah pemboman. Ditemani oleh Wayan Diya (Alex Komang), penduduk Bali yang kehilangan salah satu keluarganya pada tragedy tersebut, Liz melalui sebuah perjalanan dimana dia menemukan pemahaman baru tentang filosofi orang Bali
Berdasarkan fakta dari penelitian yang membawa kita pada perspektif yang lebih baik tentang humanisme. Merupakan pembelajaran dalam hidup tentang bagaimana sebuah tragedy bisa memperkuat ikatan dan solidaritas yang lebih baik antar manusia tanpa memandang kewarganegaraan, ras, maupun agama. Sebuah perjalanan panjang sesungguhnya untuk menemukan pemahaman yang sebenarnya
Lebih jauh, Long Road to Heaven adalah menjawab dengan sederhana sebuah pertanyaan besar dalam hidup: “Adakah jalan pintas menuju surga?”
6. THE CONSTANT GARDENER
Kisahnya diawali oleh sepasang kekasih yang sedang dimabuk asmara. Justin Quayle (Ralph Fiennes) adalah
seorang diplomat Inggris yang jatuh cinta pada Tessa Quayle (Rachel Weisz), seorang aktivis lingkungan dan HAM. Rasa cinta mereka satu sama lain akhirnya berlanjut ke jenjang pernikahan.Tak lama kemudian , Justin ditugaskan oleh Pemerintah Inggris ke Afrika, tepatnya di kawasan Kenya Utara. Tessa, yang saat itu tengah mengandung, tak sampai hati melihat penderitaan rakyat Kenya yang hidup dibawah garis kemiskinan.
Karena kecurigaannya terhadap konspirasi jahat oleh sebuah perusahaan yang diduga terlibat dalam praktek perdagangan ilegal (obat-obatan terlarang), ia pun melakukan investigasi bersama rekan aktivisnya yang juga berprofesi sebagai
seorang dokter, Arnold Bluhm (Hubert Kounde).
Namun, rasa keingintahuan Tessa ternyata mendapat perlawanan dari Kedutaan Besar Inggris di Kenya. Para diplomat menganggap tindakan istri Justin itu dapat mengancam kepentingan politik luar negeri Pemerintah Inggris.
Tapi Tessa tetap nekad dan terus melakukan penelusuran bukti-bukti kejahatan yang dilakukan oleh segelintir kaum elit disana. Akhirnya, ia pun dibunuh dengan keji di tengah perjalanan, bersama sopir dan rekan kerjanya, Dr. Arnold.
Mendengar kabar bahwa istri yang sangat dicintainya itu tewas dibunuh, Justin pun tidak tinggal diam dan bermaksud mencari tahu kebenaran dibalik semua insiden tersebut. Ia pun berani mempertaruhkan reputasi, karir dan nama baiknya demi melanjutkan penyelidikan Tessa tentang konspirasi jahat itu.
Tanpa sepengetahuan rekan-rekan sejawatnya di lingkungan Kedutaan Besar Inggris, ia pun kembali menemukan bukti-bukti lain yang lebih mengejutkan tentang sindikat kriminal yang aktivitasnya selama ini tak pernah tercium oleh publik.
Selain mengupas tentang isu politik internasional dan perdagangan ilegal, sutradara film CITY OF GOD itu juga piawai dalam mengetengahkan nilai-nilai universal tentang kehidupan. Simak saja bagaimana kuatnya kesetiaan Justin pada Tessa, meski istrinya itu sempat dicurigai berselingkuh. Film ini berpesan bahwa dibalik semua motivasi manusia, selalu terdapat kekuatan cinta disana. (sun/mmr/dni)
7. THE PURSUIT OF HAPPYNESS (PURS)
'THE PURSUIT OF HAPPYNESS', Arti Kasih Sayang Seorang Ayah
Pemain: Will Smith, Jaden Smith, Thandie Newton
Film yang disadur dari sebuah kisah nyata ini bercerita tentang seorang pria bernama Chris Gardner (Will Smith), yang sangat pintar dan berbakat. Sayangnya dia tidak mendapatkan pekerjaan sesuai talentanya. Dia hanya bekerja sebagai seorang penjual dengan jam kerja paruh waktu, padahal dia harus menghidupi keluarganya.
Chris tetap gigih bekerja walaupun semua itu tidak bisa mencukupi kehidupan material mereka. Namun, lama-kelamaan istrinya (Thandie Newton) tidak lagi kuat untuk hidup dibawah tekanan seperti itu. Dia lantas meninggalkan Chris dan putra semata wayang mereka, yang masih berusia lima tahun, Christopher (Jaden Smith).
Kini, Chris hidup sebagai orangtua tunggal. Dia tetap berusaha mencari pekerjaan lebih baik dengan bakat yang ia miliki. Akhirnya dia mendapatkan sebuah pekerjaan di sebuah firma broker yang bonafit, sayangnya disana dia tidak digaji. Tapi, ia tetap gigih mengerjakan semua pekerjaannya, dengan harapan setelah program yang dia laksanakan selesai, dia akan mendapatkan pekerjaan lain yang lebih baik dan masa depan yang lebih terjamin.
Chris dan Christopher Selalu Bersama. Sebelum cita-citanya tercapai, Chris dan Christopher menghadapi masalah lain dalam hidup mereka. Hal terburuk muncul saat mereka diusir dari apartemen yang selama ini mereka tempati karena tidak bisa membayar uang sewa. Mereka harus berjuang untuk hidup di tempat pengungsian, terminal bis, kamar mandi, atau tempat lainnya yang mereka temui di malam hari.
Meski hidup mereka semakin sulit, Chris tetap berpegang teguh pada pendiriannya untuk menjadi ayah yang penyayang untuk anaknya. Berbekal kasih sayang dan rasa percaya dari Christopher, dia merasa lebih kuat dan mampu menghadapi segala rintangan yang ada. (officialsite/boo)
8. THE SHAWSHANK REDEMPTION
untuk m enjalani sisa hidupnya di penjara. Namun
tuduhan membunuh istri dan kekasihnya membuat hidup yang ia jalani di penjara berubah sangat drastis sekali.
Dengan latar belakang tahun 40an membuat film The Shawshank Redemption yang dimainkan oleh Tim Robbins, Morgan Freeman dan Bob Gunton harus disaksikan !
9. Blood Diamond
Cerita berlatar belakang perang saudara di Sierra Leone, Afrika Barat pada tahun 1999, di mana pada saat itu banyak orang yang dipekerjakan paksa di tempat-tempat penambangan berlian gelap. Salah satunya adalah Solomon Vandy (Djimon Hounsou) yang ditangkap tentara pemberontak (RUF) dan dipisahkan dari keluarganya. Sementara itu, di kota lain, di Afrika Barat, Danny Archer (Leonardo DiCaprio) yang bekerja sebagai perantara bisnis senjata dan berlian gelap tertangkap polisi di perbatasan saat berusaha menyelundupkan berlian ke negara tetangga, Liberia. Seperti takdir, bertemulah Solomon Vandy dan Danny Archer di penjara. Keduanya lalu 'terpaksa' saling membantu untuk bertahan hidup dan menemukan kembali berlian langka yang sempat dicuri dan disembunyikan oleh Solomon di sebuah tempat.
Yang terjadi kemudian adalah rentetan konflik demi konflik yang dikemas dengan cermat. Setiap konflik memuat pesan yang berbeda-beda. Kadang politis, kadang humanis, kadang romantis, dan mengaduk emosi penonton.
Banyak yang bagus dari film ini. Semua karakternya believable dan dialek Afrika Selatan yang diartikulasikan dengan sempurna oleh Leonardo DiCaprio membuat kita lupa bahwa dia seorang Leonardo DiCaprio. Di film ini juga digambarkan luluh lantaknya sebuah negara yang terlibat perang saudara dengan tidak lupa disisipkan betapa indah dan kaya nian alam Afrika sebenarnya. Dan koq...hampir mirip Indonesia ya?
Membintangi fim ini ternyata membawa sedikit duka untuk pria tampan sukses yang belum pernah meraih Oscar sekalipun ini. Kecelakaan saat berlari untuk suting The Blood Diamond memaksanya untuk berjalan ke rumah sakit di Mozambique ditemani para bodyguards-nya. Pihak rumah sakit hanya menyebutkan ia perlu di ronsen.
Film produksi Warner Bros Picture ini akan turut dibintangi Jeniffer Conelly dan Djimon Hounsou. Kisah ini diangkat dari aksi nyata yang terjadi di Sierra Leone pada pertengahan 1999.
Mahalnya Nilai Sebuah Kehormatan
10. LAST SAMURAI
Film berdurasi dua jam 34 menit ini saling mengimbangi dari segi cerita. Aksi kekerasan--misalnya menebas kepala yang biasa dilakukan samurai--, diimbangi humor. Aksi peperangan kolosal yang menegangkan, diselipi kisah cinta terpendam. Dan kejahatan ditandingi sikap terhormat para samurai.
Kepiawaian Zwick sendiri tidak akan lengkap tanpa dibarengi akting para pemainnya. Tom Cruise--bermain cemerlang pada Mission Impossible, Vanilla Sky--, kembali bermain cemerlang sebagai Algren. Kali ini Cruise harus beradu akting dengan para pemain papan atas Jepang.
Para pemain Jepang yang terlibat dalam The Last Samurai adalah bintang-bintang senior. Hiroyuki Sanada yang memerankan Ujio, tangan kanan Katsumoto, adalah aktor besar Jepang. Sosoknya yang dingin dan cenderung antagonis adalah magnet tersendiri dalam film ini.
Sanada mulai berakting di usia 13 tahun dan sudah bermain di lebih dari 50 film Jepang, termasuk thriller Ring. Sanada tdak hanya terkenal karena aktingnya, tapi juga kemampuan dalam ilmu bela diri. Tak heran ia juga merangkap menjadi konsultan tidak resmi dalam film ini. Pemain Jepang lain yang sangat menonjol tentunya Ken Watanabe. Aktor watak ini menunjukkan kekuatan akting berpadu humor dan integritas sebagai Katsumoto. Ken Watanabe adalah mulai berakting di panggung karakter, sebelum merambah dunia televisi dan layar lebar di Jepang. Pemain Jepang lainnya adalah Koyuki yang berperan sebagai Taka. Zwick juga meminta sutradara terkenal Jepang Masato Harada, untuk berperan sebagai Omura.
11. Le Grand Voyage (Ziarah)
Sementara itu, film Le Grand Voyage mengetengahkan berbagai permasalahan antara generasi tua dengan muda ya
ng selalu bertentangan.Seorang anak bertanya pada ayahnya. ”Mengapa Ayah tidak naik pesawat terbang saja ke Makkah? Ini akan lebih mudah.” Sang ayah terdiam sejenak. ”Air laut baru akan kehilangan rasa pahitnya setelah ia menguap ke langit,” jawabnya.
”Apa?”
”Ya, begitulah air laut menemui kemurniannya. Ia harus mengangkasa melewati awan. Inilah mengapa lebih baik naik haji berjalan kaki ketimbang naik kuda. Lebih baik naik kuda ketimbang naik mobil. Lebih baik naik mobil ketimbang naik perahu. Lebih baik naik perahu ketimbang naik pesawat terbang…”
Percakapan ini terbetik pada sebuah trotoar di Bulgaria ketika keduanya terpaksa berlindung dari empasan badai salju. Mobil mereka mogok. Usai melintas sepertiga benua Eropa di atas roda empat, tanya Reda (Nicolas Cazale) pun akhirnya pecah. ”Mengapa tak naik pesawat terbang saja ke Makkah?”
Sebuah pertanyaan masuk akal. Alih-alih terusik oleh tajamnya pertanyaan Reda, sang ayah justru menjawabnya puitis. Sebuah jawaban yang tentu saja tak mudah dicerna oleh rasio awam yang matematis. Jawaban yang agaknya lebih bisa dicerna oleh hati yang khusuk.
Tafsirnya adalah semakin sulit perjalanan menuju Makkah, menurut sang ayah, maka semakin kita memurnikan jiwa kita –seperti halnya perjalanan air laut yang mengangkasa. Hanya dengan cara itulah, ia menemukan kemurniannya kembali. Inilah pesan metaforis Le Grand Voyage (2004), tetapi bukan satu-satunya pesan bernuansa spiritual yang disodorkan peraih Film Terbaik Venice Film Festival ini.
Sang ayah, diperankan secara apik oleh aktor kawakan Mohamed Majd, adalah imigran Maroko. Telah menetap 30 tahun di Prancis, laki-laki berwajah Afrika utara itu masih memegang kukuh budaya Arab dan Islam. Sementara Reda adalah generasi kedua imigran yang sudah kebarat-baratan, ia bahkan tak pernah shalat dan memacari seorang gadis Prancis nonmuslim. Namun, dalam bingkai budaya Arab yang kental, sang ayah tetaplah figur dominan.
Melintaslah mereka ke Italia, Slovenia, Kroasia, Serbia, dan Bulgaria. Menyeberang ke Turki, Suriah, Yordania, hingga Arab Saudi. Pertikaian kecil meletup sepanjang jalan. Dan, tahulah kita, betapa asingnya dunia ayah dan anak ini. Kita pun diperlihatkan, betapa uniknya peristiwa-peristiwa yang terjadi akibat perbedaan isi kepala dan kegagalan berkomunikasi.
Dan penonton pun bertanya-tanya. Seperti apa kira-kira akhir perjalanan dua manusia dengan kesenjangan budaya dan isi kepala itu? Sutradara Ismael Ferroukhi menyuguhkan sebuah sintesis yang memikat. Seperti air laut yang menguap, sang ayah menemui kemurniannya kembali di Baitullah. Ia wafat di situ.
Maka, pada titik ini, Feeroukhi berhasil mengiris-iris hati penonton. Reda diperlihatkan menangis sejadi-jadinya di depan jasad sang ayah yang terbujur kaku. Betapa menyakitkan. Bukankah Reda baru saja mengenal dan menemukan ayahnya lewat perjalanan jauh ini, tapi sekaligus mesti kehilangannya dalam satu pukulan?
Le Grand Voyage adalah film yang membuat penontonnya pulang dengan hati ‘berdarah-darah’. Sebagai film yang sukses mengaduk emosi dan menggelitik saraf spiritual, Le Grand Voyage terhitung unik. Film ini amat sederhana, jika tidak miskin penggarapan teknis. Penonton kerap dihadapkan pada banyak ruang kosong. Dialog ayah dan anak ini amat irit. Namun, bukankah kejeniusan kerap kali tampak pada kesederhanaan?